Jumat, 11 Januari 2013


Peran Media Juga Guru Masyarakat
Penulis : Ester Lince Napitupulu | Jumat, 11 Januari 2013 | 10:02 WIB
Dibaca: 353
|
Share:
KOMPAS Images/HENDRA A SETYAWANPemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama (kanan) menerima Paramadina Award 2013 yang diserahkan rektor Universitas Paramadina Anies R Baswedan saat Dies Natalis Universitas Paramadina di Jakarta, Kamis (10/1/2013). Jakob Oetama dinilai berkontribusi besar terhadap perkembangan media di tanah air sekaligus mematangkan media massa untuk memperkuat demokrasi di Indonesia. KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
JAKARTA, KOMPAS.com - Media di Indonesia perlu mengambil peran menjadi guru masyarakat. Melalui pesan yang disampaikan, media cetak, penyiaran, ataupun digital didorong lebih banyak menyebarkan optimisme di masyarakat, sekaligus memberikan pencerahan tentang berbagai hal.

”Konsep media sebagai guru masyarakat memang belum dikenal. Namun, peran besar media memungkinkan peran tersebut. Oleh karena itu, media jangan sekadar menganggap masyarakat sebagai audiens. Justru harus dipandang sebagai pembelajar yang dilatih menyeleksi yang baik bagi mereka,” kata Deputi Rektor Bidang Akademik dan Riset Universitas Paramadina Totok Amin Soefijanto pada orasi ilmiah di peringatan Dies Natalis Universitas Paramadina, di Jakarta, Kamis (10/1). Dies Natalis ke-15 itu bertema ”Kontribusi Perguruan Tinggi dan Media pada Masyarakat Madani”.

Pada Dies Natalis juga diberikan Paramadina Award kepada Pemimpin Umum Kompas Jakob Oetama. Penghargaan diserahkan Rektor Universitas Paramadina Anis Baswedan.

Menurut Totok, media sebagai guru masyarakat dapat memanfaatkan ruang publik sebagai ”ruang kelas” mencerahkan dan membangun optimisme publik, termasuk melawan korupsi yang merusak. Saat ini, isi media jauh dari kenyataan, menonjolkan informasi yang terkesan negatif dan pesimistis. Kecenderungannya, media mengembangkan jurnalistik ”bongkar skandal”.

Tantangan media sebagai guru masyarakat saat ini, menurut Totok, antara lain, rendahnya profesionalisme serta didominasi pemilik media dan kelompok bisnis besar. Ada kekhawatiran publik tak memperoleh kebenaran.

Teladan dan figur tepat
Mengenai penerima Paramadina Award, Anies Baswedan mengatakan, perjalanan Jakob Oetama menjadi teladan dan dianggap figur tepat. ”Jakob Oetama dan Kompas jadi bagian amat penting dalam membangun jembatan dialog lintas zaman antara pemerintah dan masyarakat,” katanya.

Jakob dinilai menunjukkan sikap pemilik media yang percaya bahwa suara rakyat yang didengar dan dipedulikan akan membawa Indonesia merdeka, maju, dan adil.

Sementara Jakob mengatakan, penghargaan kepada Kompas dan media umumnya menjadi salah satu unsur kuat dan efektif memotivasi kerja media yang lebih profesional, cakap memanfaatkan teknologi, ilmu, dan etika. ”Dalam setiap pekerjaan perlu dipimpin nilai-nilai dan etika,” ungkapnya. (ELN)
Sumber :
Kompas Cetak
Editor :
Caroline Damanik

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.